Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP
membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan
beraneka cara dan media.
- CGP
dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari
pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan
keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk
memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Kutipan Menarik:
Teaching kids to count is
fine but teaching them what counts is best
Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik
~ Bob Talbert
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Koneksi Antar Materi:
- Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Sebagai seorang
pemimpin pembelajaran, harus bisa mengambil keputusan yang terbaik berpedoman
pada filosofi Ki Hajar Dewantara. Ing ngarso sung tuladha (di depan memberi
teladan), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun motivasi), dan Tut wuri
handayani (di belakang memberikan dukungan). Keputusan yang diambil tidak hanya
demi kepentingan diri sendiri namun keputusan yang berdampak baik pada murid.
- Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam pada diri sangat
berpengaruh kepada prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Maka sebagai seorang
pemimpin pembelajaran sudah seharusnya menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam
diri. Sehingga dalam mengambil keputusan selalu didasarkan pada nilai kebajikan
tersebut. Melalui nilai-nilai yang kita yakini, keputusan yang kita ambil akan
mencerminkan bagaimana prinsip diri kita berdasarkan ketiga prinsip pengambilan
keputusan sehingga akan mendorong terwujudnya ekosistem pendidikan yang baik.
- Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan
proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan
yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu
oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dengan
strategi coaching dari fasilitator maka potensi seseorang sebagai pemimpin
pembelajaran dapat digali secara maksimal sehingga dalam pengambilan keputusan
dapat lebih efektif serta mengarah pada hal-hal yang positif dan berpihak pada
murid
- Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya
akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah
dilema etika?
Seorang pendidik yang memiliki kompetensi sosial
dan emosional baik akan dapat mempertimbangkan setiap keputusan dengan lebih
matang. Pengelolaan emosi, pikiran dan perilaku secara efektif dapat
memunculkan keputusan yang bijak dan bertanggung jawab. Kemampuan untuk memahami
segala permasalahan dari berbagai sisi akan memunculkan rasa empati dan
pengelolaan diri dengan kesadaran penuh (Mindfulness) akan sangat berpengaruh
dalam pengambilan keputusan.
- Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali
kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pada pembahasan studi
kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, nilai-nilai yang dianut
sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan,
toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup dengan berpegang teguh
pada nilai-nilai tersebut. Maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada murid serta mendorong
terwujudnya iklim pendidikan yang positif.
- Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan
yang tepat menurut saya adalah pengambilan keputusan yang dilakukan melalui
proses kajian masalah, diskusi dengan rekan/ahli, berdasarkan regulasi,
dikuatkan dengan agama, serta terlepas dari sentimental pribadi.
- Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan
paradigma di lingkungan Anda?
Setiap individu
memiliki pemikiran sendiri-sendiri. Tidak menutup kemungkinan adanya pemikiran
yang berbeda. Tantangan dalam mengambil keputusan dilema etika adalah adanya
ketidakpuasan terhadap keputusan yang telah diambil. Penolakan terhadap keputusan
dapat terjadi sehingga perlu keteguhan pada diri seorang pemimpin untuk
mempertahankan keputusannya.
- Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran
yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Keputusan yang
diambil seorang pemimpin pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pembelajaran.
Pemikiran memerdekakan murid harus selalu dijadikan dasar pengambilan keputusan
agar bisa berdampak positif terhadap pengajaran yang memerdekakan
murid-murid. Untuk potensi murid yang berbeda-beda seorang guru
dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi.
- Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam pengambilan
keputusan seorang pemimpin pembelajaran memperhatikan efek jangka panjang keputusan
tersebut terutama efek kepada murid. Setiap keputusan harus melalui kajian dan
diskusi serta dipikirkan dengan matang atas nilai-nilai kebajikan yang ada.
Menjadikan murid yang beretika menjadi tujuan utama setiap keputusan yang diambil di sekolah sebagai institusi
moral.
- Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pengambilan keputusan
harus berdasar 3 prinsip yaitu nilai-nilai kebajikan, bertanggung jawab
terhadap segala konsekuensi dan berpihak pada murid.
Dalam pengambilan
keputusan berpedoman pada filosofi KHD, berdasarkan nilai dan peran guru
penggerak, berpedoman pada pembelajaran social emosional, serta dilakukan
dengan strategi coaching.
- Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di
modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Ada dua jenis kasus
yang umum kita temui yaitu dilema etika dan bujukan moral.Kasus dilema etika
adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan
dimana keduanya merupakan pilihan yang benar secara moral namun saling
bertentangan. Sedangkan bujukan moral adalah situasi dimana seseorang harus
membuat keputusan antara benar atau salah.
Ada 4 paradigma
pengambilan keputusan yaitu: Individu lawan kelompok, rasa keadlian lawan rasa
kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang.
Dalam mengambil
keputusan seorang pemimpin pembelajaran dapat mendasarkan pada 3 prinsip yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking).
Untuk mengambil sebuah
keputusan yang tepat dapat dilakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan: Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini, Kumpulkan fakta-fakta yang relevan
dengan situasi ini, Pengujian benar atau salah, Pengujian Paradigma Benar lawan
Benar, Melakukan Prinsip Resolusi, Investigasi Opsi Trilema, Buat Keputusan, Lihat
lagi Keputusan dan Refleksikan.
- Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan
sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya
dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelumnya saya pernah mengambil
keputusan dalam situasi kasus dilema etika, namun saat itu saya belum
mengetahui tentang teorinya. Setelah saya mempelajari modul 3.1 saya semakin paham
tentang bagaimana pengambilan keputusan yang terbaik ketika menghadapi kasus
serupa. Serta semakin mantap dalam mengambil keputusan tersebut. Berdasarkan 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
- Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran modul ini?
Setelah mempelajari
modul 3.1 saya semakin paham tentang pengambilan keputusan yang baik. Dalam
mengambil suatu keputusan harus dilakukan dengan cermat tergantung situasi apa
yang sedang dihadapi. Dilema etika atau bujukan moral kah. Pengambilan keputusan
harus selalu didasarkan pada nilai-nilai kebajikan serta keberpihakan kepada
murid menjadi hal yang selalu diprioritaskan.
- Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan
Anda sebagai seorang pemimpin?
Sebagai seorang individu,
mempelajari modul 3.1 ini sangat penting. Mengajarkan saya untuk mengambil
keputusan yang tepat di setiap permasalahan yang saya hadapi. Dengan
mempelajari modul ini saya yakin kedepannya saya bisa lebih sabra dan bijaksana
dalam mengambil keputusan.
Sebagai seorang
pemimpin pembelajaran, mempelajari modul 3.1 ini sangat penting. Kemampuan
pengambilan keputusan yang tepat harus dimiliki seorang pemimpin. Demi
terciptanya pembelajaran yang selalu berpihak pada murid. Keputusan yang diambil
seorang pemimpin sangat berpengaruh kepada ekosistem pendidikan.